Pentirtaan Watu Gede merupakan situs pemandian suci yang berasal dari era Kerajaan Singosari atau Majapahit, sekitar abad ke-13 hingga ke-14. Nama “Watu Gede” berarti “batu besar” dalam bahasa Jawa, mengacu pada batu besar yang ada di situs ini. Permandian ini dahulu digunakan sebagai tempat ritual dan pembersihan diri oleh para bangsawan atau masyarakat pada masa kerajaan.
Permandian ini dipercaya sebagai tempat untuk melakukan upacara keagamaan dan ritual pembersihan diri. Air yang ada di kolam permandian dianggap suci dan memiliki kekuatan magis yang dapat membersihkan jiwa dan raga. Selain itu, tempat ini juga menjadi lokasi penting untuk kegiatan keagamaan yang berkaitan dengan penyembahan dewa-dewi Hindu.
Situs Pentirtaan Watu Gede pertama kali ditemukan dalam kondisi yang tertimbun tanah dan tertutup oleh tumbuhan liar. Upaya pemugaran dan penelitian arkeologi telah dilakukan untuk mengembalikan kondisi situs ini dan mengungkap lebih banyak informasi mengenai sejarah dan fungsinya.
Pentirtaan Watu Gede terdiri dari kolam pemandian yang dibangun dengan batu andesit. Kolam ini berbentuk persegi panjang dengan beberapa pancuran air yang mengalir ke dalamnya. Airnya bersumber dari mata air alami yang ada di sekitar lokasi. Terdapat juga beberapa patung dan relief yang menghiasi area sekitar permandian.
Di sekitar kolam pemandian, terdapat beberapa patung dan relief yang mencerminkan seni arsitektur pada masa Singosari atau Majapahit. Patung yang ada di situs ini biasanya berbentuk dewa atau makhluk mitologi yang berfungsi sebagai penjaga dan pelindung tempat suci. Relief-relief yang ada juga menggambarkan cerita-cerita mitologi dan keagamaan yang ada pada masa itu.
Permandian ini dibangun menggunakan batu andesit yang disusun rapi tanpa menggunakan perekat. Teknik ini menunjukkan keterampilan masyarakat pada masa itu dalam mengolah batu menjadi struktur yang kokoh dan tahan lama. Desainnya yang sederhana namun fungsional mencerminkan fungsi spiritual dari situs ini.
Pentirtaan Watu Gede memiliki nilai spiritual yang tinggi sebagai tempat suci untuk pembersihan dan penyucian diri. Hingga saat ini, tempat ini masih dianggap sakral oleh masyarakat setempat dan sering digunakan untuk ritual keagamaan.
Sebagai salah satu peninggalan dari masa Kerajaan Singosari atau Majapahit, Pentirtaan Watu Gede menjadi bagian penting dari warisan budaya Indonesia. Situs ini memberikan gambaran tentang kehidupan spiritual dan religi masyarakat pada masa lampau.
Pentirtaan Watu Gede merupakan bukti nyata dari peradaban Hindu-Buddha yang pernah berkembang di wilayah Malang. Dengan arsitektur dan desainnya yang unik, situs ini menjadi objek studi penting bagi para arkeolog dan sejarawan dalam memahami lebih dalam tentang masa kejayaan kerajaan di Jawa Timur.